Warga Segel Bandara Bima

f-DISEGELBIMA – Belasan warga yang mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan di Bandara Bima, menyegel pintu bandara bagian utara, kemarin. Penyegelan itu karena pembayaran sisa lahan bandara tidak juga direalisasikan. Warga juga  kecewa dengan sikap pejabat Bandara Bima yang dinilai tidak kooperatif.

Awalnya, kehadiran warga menuntut sisa lahan bandara milik almarhum H Mansyur seluas 60 are segera dibayar. Warga yang menyegel mengaku, telah bernegosiasi dengan kepala bandara terkait nominal yang harus dibayar.

Dalam kesepakatan itu, kata koordinator warga, Rusdi H Hasan, pihak bandara diminta membayar Rp 20 juta per are. Tapi kepala bandara hanya akan membayar sesuai amar putusan pengadilan Rp 10 juta per are.

“Kita segel dulu, karena kepala bandara tidak ada niat baik menyelesaikan pembayaran lahan,’’ kata Rusdi H Hasan.

Menurut Rusdi, mereka sudah banyak mengalah soal lahan tersebut. Diceritakan Rusdi, awalnya mereka bertahan dengan harga Rp 65 juta per are. Setelah negosiasi, turun menjadi Rp 20 juta per are.

‘’Sekarang pihak bandara malah hanya mau bayar Rp 10 juta per are. Ini namanya tidak konsisten,’’ katanya.

Warga menyegel pintu gerbang bandara dengan gembok. Sebelumnya, warga ini sempat cek cok dengan aparat kepolisian yang menghadang aksi mereka.

Sebanyak dua pleton Dalmas Polres Bima Kabupaten dikerahkan menjaga aksi warga tersebut.

Kemarahan warga makin memuncak setelah mengetahui kepala bandara tiba-tiba pergi ke luar kota pada saat bersamaan dengan aksi tersebut. Mereka menginginkan bisa audiensi dengan kepala bandara.

Warga yang kecewa kemudian melampiaskan emosi dengan membakar gubuk yang ada di areal bandara. Peritiwa pembakaran itu sempat mengganggu aktivitas bandara. Karena lokasi pembakaran itu dengan tower bandara.

Khawatir akan mengganggu penerbangan, pihak kepolisian berusaha menenangka warga dan memadamkan api tersebut. Setelah itu, warga kemudian menyegel pintu masuk bandara di bagian utara. (edo/r7)

Sumber :

http://www.lombokpost.net/2015/warga-segel-bandara-bima.html